Minggu, 20 November 2011

Makalah Sejarah Tuntang


KATA PENGANTAR

          Dengan mengucapkan puja dan puji syukur  kehadirat Tuhan YME,penulis dapat menyelesaikan tulisan ini mengenai ASAL USUL TUNTANG, bahwasannya setiap tempat memiliki sejarahnya sendiri sendiri,begitu pula mengenai Asal Usul Tuntang yang merupakan daerah yang terletak di perbatasan antara kabupaten Semarang dan kota Salatiga   Adapun pertimbangan dalam penulisan Asal Usul Tuntang sebagai berikut:
1.      Melatih berfikir secara kritis ,rasional,dan kreatif
2.      Mengetahui asal usul Tuntang
3.      Meningkatkan partisipasi warga negara secara aktif untuk memahami segala sesuatu secara menyeluruh
4.      Mengembangkan prinsip pembelajaran suatu wilayah
      Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. Untuk orang tua penulis yang telah memebantu penulis baik dalam hal spiritual maupun material. Bagi teman-teman yang telah memeberi banyak inspirasi.Bagi para pembaca yang budiman yang telah berbaik harti untuk memebaca karya tulis ini.
       Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis menerima dengan lapang dada segala kritik dan saran dari para pembaca, sebagai catatan kami untuk dapat menghasilkan karya - karya yang lebih baik.


                                                                              Salatiga, November 2011


Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang        
            Latar belakang kelompok kami dalam memilih lokasi di Tuntang adalah karena lokasi Tuntang merupakan lokasi yang cocok untuk dijadikan objek penelitian. Kami memilih lokasi penelitian di Tuntang karena tempat tersebut merupakan tempat yang dekat dengan kota Salatiga dan merupakan daerah tempat tinggal salah seorang teman kami. Sehingga kami dapat lebih mudah dalam mencari informasi baik secara wawancara ataupun secara studi pustaka. Kelompok kami menilai bahwa lokasi Tuntang merupakan lokasi yang paling tepat jika dibandingkan dengan lokasi yang lainnya. Hal ini dikarenakan asal-usul atau sejarah terciptanya daerah Tuntang yang menarik dan bisa dijadikan sebagai media pembelajaran khususnya pada pelajaran sejarah. Kita juga dapat mengetahui sejarah-sejarah daerah-daerah di sekitar kota Salatiga sehingga dapat memperluas wawasan kita tentang sejarah maupun asal muasal berbagai daerah yang ada di sekitar kota Salatiga. Kita juga bisa mengetahui tempat-tempat bersejarah di daerah Salatiga seperti benteng, sungai, atau prasasti. Selain itu kita juga bisa mengetahui berbagai cerita-cerita yang ada dan berkaitan dengan proses terjadinya suatu tempat seperti mitos, legenda, dan dongeng.

B.     Motto
·         Hidup adalah sebuah perjuangan meraih cita dan harapan.
·         Kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
·         Tidak ada hidup yang sesuai dengan apa yang kita inginkan, tapi segala yang kita inginkan sudah di siapkan Tuhan dalam hidup ini.
·         Eeverything should be made as simple as possible but not simple.
·         Habis gelap terbitlah terang.
·         Saat jiwa terasa hampa kembalilah pada Sang Penguasa.
·         Hadapi hidup dengan senyuman, dan awali senyuman dengan do’a.

C.    Perumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat menarik beberapa masalah sebagai berikut:
1.      Untuk apa karya tulis di buat?
2.      Apa manfaat yang dapat diperoleh berkaitan dengan sikap seseorang dalam kehidupan sehari-hari?
3.      Siapa yang akan lebih bekerja keras dengan adanya tugas karya tulis ini?
4.      Bagaimana kita dapat lebih mencintai sejarah yang berhubungan dengan karya tulis ini?
5.      Mengapakarya tulis ini dapat menambah pengetahuan?


D.    Tujuan Karya Tulis
Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui sejarah atau asal-usul suatu daerah, yaitu Tuntang
2.      Mengetahui serta mempelajari tata krama atau kelakuan baik orang-orang Tuntang di masa lalu
3.      Mendorong kerja keras siswa dalam melakukan kegiatan yang menjadi sebuah tugas yang harus dikerjakan
4.      Meningkatkan motivasi siswa untuk senantiasa mencintai pelajaran sejarah
5.      Menambah pengetahuan dengan mengetahui seluruh isi karya tulis dan senantiasa membacanya

BAB II
SEJARAH TUNTANG
Hasil Wawancara
Asal-usul nama Tuntang, tuntang itu memiliki sebuah sungai yang mengalir dari arah Banyubiru, Ambarawa sampai ke Demak. Sungai itu mendapatkan air atau sumber mata air daibeberapa gunung atau bukit yang berada di Ambarawa dan sekitarnya. Oleh Belanda air itu dibendung dan digunakan sebagai aliran listrik yang sekarang bersentral di Njelog. Dahulunya sungai itu dikelilingi oleh lereng-lereng dan juga hutan. Maka apabila ada suara secara otomatis akan menimbulkan bunyi pantul. Oleh karena kebiasaan masyarakat setempat di waktu dhuhur, ashar, maghrib, isya’ dan subuh kerap membunyikan kentongan yang berbunyi, ”tung…tung…tung” akibatnya suara itu menggema dan menghasilkan bunyi pantul, “tang…tang…tang”.
Maka kyai putih meninggalkan sebuah pesan, kelak apabila daerah ini terdapat keramaian serta kemakmuran, tepat ini akan kuberi nama, “TUNTANG”, yang berasala dari sebuah pantulan bunyi kentongan. “TUNG….TANG…”. Kyai putih adalah seorang pengawal atau pengikut pabgeran Benowo dan pembawa ajaran islam di daerah Tuntang. Sedangkan pangeran Benowo adalah anak dari Hadi Wijoyo (Jaka Tingkir) yang suka mengembara.
Dari air yang dibendung oleh Belanda. Debit air tersebut terus menerus mengalami suatu kenaikan. Hingga pada tahun 1935 pemerintah Belandamenumoahkan air tersebut ke sebuah desa yang terletak lebih rendah dari bendungan itu. Sebelumnya masyarakat setempat telah diminta untuk mengosongkan desa itu. Setelah itu air menenggelamkan desa itu, terbentuklah sebuah rawa yang diberi nama “Rawa Pening”. (Mbah Muhton)


Sumber Internet
Para sedulur yang pernah melewati jalur darat Semarang-Solo, dapat dipastikan melewati Tuntang di sekitar Rawa Pening di perbatasan Ambarawa-Salatiga. Tuntang, merupakan salah satu saksi sejarah perkereta-apian di Indonesia. Ada sebuah stasiun tua peninggalan “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” (NV. NISM) dari jaman pemerintahan Hindia Belanda, yang sekarang sudah tidak berfungsi lagi. Stasiun kecil itu terletak di jalur kereta api tua dari Kedungjati-Bringin-Tuntang-Ambarawa-Jambu-Bedono. Sebelumnya, jalur itu tersambung dengan jalur Semarang-Solo via Gundih yang sampai sekarang masih berfungsi, dan sesudahnya terhubung dengan jalur tua ke Magelang yang juga tinggal kenangan.
Untuk urusan perkereta-apian, Ambarawa tentunya sudah sangat terkenal karena di sana terletak Museum Kereta Api. Bahkan masih dilestarikan lori wisata Ambarawa-Jambu, dan Kereta Wisata Ambarawa-Jambu-Bedono. Keistimewaan kereta wisata ini adalah penggeraknya masih menggunakan mesin uap dengan bahan bakar kayu jati, selain itu di jalur Jambu-Bedono yang menanjak, kereta api menggunakan roda tambahan berupa roda bergerigi.

jalur kereta api tua menuju ambarawa melewati rawa pening
ada lori wisata yang mangkrakbagian samping stasiun toentang




                                                                             

stasiun toentang dari kejauhantampak depan stasiun toentangbagian dalam sudah rapi kembali                                     





Menurut Khafid Sirotudin, -saat ini masih- anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah (18/04/09), Stasiun Tuntang termasuk bagian dari rehabilitasi jalur kereta api Kedungjati-Bringin-Tuntang-Ambarawa-Jambu-Bedono, yang akan digunakan untuk wisata.
Kapitulasi Tuntang
Kapitulasi Tuntang adalah perjanjian penyerahan kekuasaan di Nusantara atau Indonesia dari pemerintah Hindia-Belanda kepada Pemerintah Britania-Raya pada tahun 1811 di sebuah desa yang bernama Tuntang, sekarang berada dibawah kecamatan Tuntang, kabupaten Semarang.
Tempat ini dipilih karena merupakan tempat peristirahatan para pembesar Hindia-Belanda, terletak di tepi danau Rawa Pening dan mengalir sungai Tuntang yang bermuara ke Laut Jawa di Demak dan terdapat barak-barak tentara.
Waktu itu Belanda sedang diduduki oleh Perancis yang dipimpin oleh kaisar Napoleon Bonaparte.
Isi Perjanjian Tuntang:
  • Pemerintah Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris di Kaikuta (India)
  • Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris
  • Orang Belanda dapat dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris
Kapitulasi Tuntang Membuat Jawa Pernah Dikuasai Inggris
Hari ini 2 abad silam, tepatnya tanggal 18 September 1811, terjadi peristiwa sejarah yang membuat konfigurasi kekuasaan di Eropa mengalami perubahan. Alih-alih terjadi di sebuah wilayah Eropa, peristiwa itu justru terjadi di Jawa. Tepatnya di Desa Tuntang, dekat Salatiga, Jawa Tengah. Peristiwa itu adalah Kapitulasi Tuntang.
Kapitulasi Tuntang merupakan imbas dari keputusan Gubernur Jenderal Jan Willem Janssens yang menyatakan menyerah sebagai akibat kekalahan dalam Perang Napoleon di Jawa. Saat itu Janssens menghadapi serangan yang dilancarkan Inggris pimpinan Jenderal Sir Samuel Auchmuty. Jadi, Kapitulasi Tuntang bisa diartikan sebagai tanda berakhirnya Perang Napoleon di Jawa.
Janssens adalah seorang perwira yang ditugaskan oleh Kaisar Napoleon untuk menggantikan Herman Willem Daendels untuk menjadi gubernur jenderal di Hindia Belanda. Saat itu Hindia Belanda dalam kekuasaan Perancis karena Belanda telah kalah oleh Perancis dalam Perang Napoleon di Eropa. Perang Napoleon melibatkan banyak kerajaan di Eropa. Karena hampir seluruh kerajaan di Eropa memiliki koloni, maka wilayah jajahannya turut kena imbasnya. Tak terkecuali Hindia Belanda. Inggris telah berhasil menduduki wilayah Hindia Belanda lainnya, kecuali Jawa. Jawalah satu-satunya yang masih dimiliki Perancis. Jadi tidak heran jika Kaisar Napoleon bersikeras ingin mempertahan Jawa.
Namun nampaknya harus ada yang disesali Kaisar Napoleon. Janssens bukanlah seorang perwira lapangan yang cakap taktik strategi berperang. Janssens memang pandai dalam urusan logistik, namun bukan dalam hal memimpin pasukan. Dia tidak lebih dari perwira salon, demikian Auchmuty menyebut Janssens.
Akibatnya, tidak banyak yang dilakukan oleh Janssens ketika pasukan Inggris menyerang Batavia pada tanggal 26 Agustus 1811 kecuali mundur ke Bogor. Dari Bogor Janssens dan pasukannya mundur ke Semarang. Di sana Janssens mendapat tambahan pasukan Eropa dari garnisun Semarang dan Surabaya. Ditambah lagi prajurit dari Kraton Surakarta dan Yogyakarta. Legiun Mangkunegara pimpinan Prang Wedana juga diberangkatkan dari Surakarta untuk membantu pihak Perancis-Belanda. Meskipun keadaan geografis di Semarang menguntungkan pihak Perancis-Belanda, namun hal itu tidak membuat pasukan Perancis-Belanda berhasil memukul mundur pasukan Inggris. Yang terjadi justru kebalikannya. Serangan yang bertubi-tubi dan mengejutkan dari pihak Inggris berhasil membuat Janssens memutuskan untuk mundur ke Ungaran.
Di Ungaran terdapat sebuah benteng yang bisa digunakan sebagai tempat perawatan pasukan yang luka-luka, namun belum sempat memulihkan kondisi pasukan dan mengatur siasat, pasukan Inggris telah berhasil menyeberangi jembatan di dekat Benteng Ungaran. Janssens dan beberapa pasukan yang tersisa terpaksa mundur ke Tuntang.
Akhirnya di Tuntang Janssens menyatakan menyerah kepada Jenderal Auchmuty. Dan lahirlah kesepakatan yang dikenal dengan Kapitulasi Tuntang. Kekalahan itu dibayar banyak oleh Perancis-Belanda. Mereka harus kehilangan Jawa. Pasukan Perancis-Belanda menjadi tawanan, sedang pegawai sipilnya bekerja pada pemerintahaan Kerajaan Inggris Raya.
Selanjutnya, untuk menunjukan bahwa Jawa telah dikuasai Inggris, Thomas Stanford Raffles ditunjuk sebagai gubernur jenderal. Hindia Belanda dikembalikan lagi kepada pihak Belanda setelah perang di Eropa usai pada 1816.
E.     Metode Penulisan
Untuk mandapatkan data dan informasi yang diperlukan, kami mempergunakan metode observasi atau teknik wawancara. Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional, yaitu Internet.

F.     Kritik dan Saran
Para pembaca yang baik hati, penulis menyadari bahwa karya tulis yang kami buat ini masih memiliki banyak kekurangn dan masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami sebagai penulis menerima dengan senang hati kritik dan saran dari pembaca semua. Segala kritik dan saran yang pembaca berikan adalah tanda bahwa pembaca semua peduli terhadap kami sebagai penulis. Peduli terhadap karya-karya kami. Mambantu kami selaku penulis untuk memperbaiki karya-karya kami, mengetahui kekurangan kami, serta dapat memperbaikinya dalam karya berikutnya. Kami akan berusaha untuk menjadi lebih baik di setiap kesempatan. Kami berharap karya kami yang selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Bermanfaat bagi para pembaca serta tidak mengecewakan pembaca. Kritik dan saran yang membangun adalah modal bagi kami untuk mengerahkan segala kemampuan kami untuk menghasilkan karya terbaik kami. Kritik dan saran pembacalah yang membangun kinerja kami untuk menjadi yang lebih baik. Terimakasih atas segala kepedulian pembaca kepada kami serta kami menunggu kritik dan saran pmbaca semua.

Cabang Biologi


1.      Aerobiologi, ilmu yang mempelajari partikel organik yang dapat diangkut oleh udara
2.      Agroforestri, ilmu yang mempelajari bentuk pengelolaan sumberdaya yang memadukan kegiatan pengelolaan hutan atau pohon kayu-kayuan dengan penanaman komoditas atau tanaman jangka pendek
3.      Agronomi, ilmu yang mempelajari tentang tanaman budidaya
4.      Algologi, ilmu yang mempelajari tentang alga
5.      Anatomi atau ilmu urai tubuh, ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tubuh
6.      Anatomi Perbandingan, ilmu mengenai persamaan dan perbedaan anatomi dari makhluk hidup.
7.      Andrologi, ilmu yang mempelajari tentang macam hormon dan kelainan reproduksi pria
8.      Anestesiologi, disiplin ilmu yang mempelajari penggunaan anestesi.
9.      Antropologi biologi, ilmu yang mempelajari penelitian biologis dan budaya tentang keanekaragaman manusia, evolusi manusia, dan pembandingan anatomi, perilaku, sejarah, dan ekologi primat di masa lampau dan kini
10.  Apiologi, ilmu yang mempelajari tentang lebah termasuk ternak lebah
11.  Arachnologi, ilmu yang mempelajari tentang laba-laba.
12.  Artrologi, ilmu yang mempelajari tentang sendi (penyakit sendi)
13.  Artropodologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan artropoda
14.  Astrobiologi, studi yang mempelajari evolusi, distribusi, dan masa depan kehidupan di alam semesta
15.  Bakteriologi, ilmu yang mempelajari tentang bakteri
16.  Batrakologi, ilmu yang mempelajari tentang amphibia
17.  Biofarmaka, ilmu yang mempelajari budidaya tanaman obat
18.  Bioinformatika, ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis
19.  Biologi Evolusioner, ilmu yang mempelajari asal-usul spesies yang memiliki nenek moyang sama, dan penurunan spesies, serta perubahan, pertambahan, dan diversifikasinya sejalan dengan waktu.
20.  Biologi Kelautan, ilmu yang mempelajari kehidupan di laut (makhluk hidup beserta interaksinya dengan lingkungan)
21.  Biologi Konservasi, studi tentang pelestarian, perlindungan, dan restorasi lingkungan alam, ekosistem alami, vegetasi, dan satwa liar
22.  Biologi Molekuler, kajian biologi pada tingkat molekul
23.  Biologi Pembangunan, ilmu yang mempelajari lingkungan hidup dalam ruangan
24.  Biologi Reproduksi, cabang biologi yang mendalami tentang perkembangbiakan
25.  Biokimia, kajian biologi yang mempelajari kimia makhluk hidup
26.  Biofisika. cabang ilmu biologi yang mengkaji aplikasi aneka perangkat dan hukum fisika untuk menjelaskan aneka fenomena hayati atau biologi
27.  Biogeografi, cabang dari biologi yang mempelajari tentang keaneka ragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu
28.  Biomatematika, ilmu yang mempelajari penelitian kuantitatif dari proses biologis, dengan penekanan pada pemodelan
29.  Biomekanika, ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip mekanik untuk sistem biologis
30.  Bionik, ilmu yang mempelajari penerapan metode biologis dan sistem yang ditemukan di alam untuk penelitian dan desain sistem rekayasa dan teknologi modern
31.  Biostatistika, (gabungan dari kata biologi dengan statistika; kadang-kadang dirujuk sebagai biometri atau biometrika) adalah penerapan ilmu statistika ke dalam ilmu biologi
32.  Bioteknologi, cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
33.  Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan
34.  Bryologi, ilmu yang mempelajari tentang lumut
35.  Cetologi, ilmu pengetahuan yang mempelajari cetacean
36.  Conchologi, ilmu pengetahuan yang mempelajari kulit moluska
37.  Dendrologi, ilmu yang mempelajari tentang pohon maupun tumbuhan berkayu lainnya, seperti liana dan semak
38.  Dermatologi, ilmu yang mempelajari kulit dan penyakitnya
39.  Ekofisiologi, ilmu yang mempelajari adaptasi fisik suatu organisme terhadap kondisi lingkungannya
40.  Ekologi, ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya
41.  Embriologi, ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio
42.  Endokrinologi, ilmu yang mempelajari tentang hormone
43.  Entomologi, Ilmu yang mempelajari tentang serangga
44.  Epidemiologi, ilmu yang mempelajari tentang penularan penyakit
45.  Epizoologi, ilmu mengenai penyakit menular yang menjangkiti hewan, biasanya hewan ternak
46.  Etnobotani, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan tumbuhan
47.  Etnozoologi, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan hewan
48.  Etologi, cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya
49.  Eugenetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
50.  Evolusi, ilmu yang mempelajari perubahan makhluk hidup dalam jangka panjang
51.  Enzimologi, ilmu yang mempelajari tentang enzim
52.  Farmakologi, ilmu yang mempelajari obat-obatan, interaksi dan efeknya terhadap tubuh manusia
53.  Fenologi,  ilmu yang mempelajari pengaruh iklim atau lingkungan sekitar terhadap penampilan suatu organisme atau populasi
54.  Fikologi, Ilmu yang mempelajari tentang alga.
55.  Filogeni, kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya
56.  Fisiologi, Ilmu yang mempelajari tentang faal/fungsi kerja tubuh
57.  Fisioterapi, Ilmu yang mempelajari tentang pengobatan terhadappenderita yang mengalami kelumpuhan atau gangguan otot
58.  Fitopatologi, cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara
59.  Florikultura, ilmu hortikultura yang mempelajari segala hal tentang tanaman hias
60.  Gastrologi, ilmu yang mempelajari tentang salurang pencernaan, terutama lambung dan usus
61.  Genetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
62.  Genetika kuantitatif, Cabang genetika yang membahas pewarisan sifat-sifat terukur (kuantitatif atau metrik), yang tidak bisa dijelaskan secara langsung melalui hukum pewarisan Mendel
63.  Geriatri, ilmu yang mempelajari penyakit dari kaum berusia lanjut
64.  Gerontologi, ilmu yang mempelajari melalui berbagai aspek terhadap proses penuaan yaitu melalui pendekatan biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kesehatan dan lingkungan
65.  Genetika molukuler, cabang genetika yang mengkaji bahan genetik dan ekspresi genetik di tingkat subselular (di dalam sel)
66.  Genetika, cabang ilmu genetika yang membahas transmisi bahan genetik pada ranah populasi
67.  Ginekologi, ilmu yang khusus mempelajari penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita (rahim, vagina dan ovarium)
68.  Genomika, ilmu yang mempelajari tentang bahan genetik dari suatu organisme atau virus
69.  Helminthologi, ilmu yang mempelajari tentang cacing
70.  Hematologi, ilmu yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya
71.  Herpetologi, ilmu yang mempelajari reptilia dan ampibia (ular dan kadal)
72.  Histologi, ilmu yang mempelajari tentang jaringan
73.  Histopatologi, cabang biologi yang mempelajari kondisi dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit
74.  Higiene, ilmu yang mempelajari tentang kesehatan makhluk hidup
75.  Hortikultura, ilmu pertanian yang mempelajari budidaya tanaman dari proses menanam sampai pasca panen yang meliputi tanaman sayur, buah-buahan, dan tanaman hias
76.  Hortikultura Lanskap, ilmu hortikultura yang khusus membahas tentang pemanfaatan tanaman hortikultura, terutama tanaman hias dalam penataan lingkungan
77.  Ikhtiologi, ilmu yang mempelajari tentang ikan
78.  Ilmu gulma, ilmu yang mempelajari gulma, perilakunya, dan pengendaliannya
79.  Ilmu kedokteran gigi, ilmu mengenai pencegahan dan perawatan penyakit atau kelainan pada gigi dan mulut melalui tindakan tanpa atau dengan pembedahan
80.  Ilmu kedokteran hewan, ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip ilmu kedokteran, diagnosis, dan terapi pada hewan
81.  Ilmu pemuliaan, ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam memelihara tumbuhan atau hewan untuk menjaga kemurnian galur atau ras sekaligus memperbaiki produksi atau kualitasnya melalui penerapan genetika
82.  Imunologi, Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan (imun) tubuh
83.  Imunoserologi, ilmu yang mempelajari identifikasi terhadap antibodi, investigasi masalah sistem kekebalan tubuh, dan mempelajari kecocokan organ untuk transplantasi.
84.  Kardiologi, ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh darah
85.  Karsinologi, ilmu yang mempelajari tentang crustacean
86.  Kladistika, ilmu yang mempelajari metode klasifikasi spesies organisme ke dalam kelompok yang terdiri dari organisme nenek moyang dan semua keturunannya
87.  Klimatologi, ilmu yang mempelajari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia
88.  Kriobiologi, studi tentang bahan dan sistem biologis dengan suhu dibawah normal
89.  Kriptozoologi, ilmu yang mempelajari pencarian hewan yang keberadaannya belum terbukti
90.  Limnologi, ilmu yang mempelajari tentang rawa
91.  Malakologi, ilmu yang mempelajari tentang moluska
92.  Mamologi, ilmu yang mempelajari tentang mammalia
93.  Metabolomika, kajian dalam biologi molekular yang memusatkan perhatian pada keseluruhan produk proses enzimatik yang terjadi di dalam sel
94.  Mikobiologi, ilmu yang mempelajari tentang jamur
95.  Mikrobiologi, ilmu yang mempelajari tentang organism
96.  Miologi, ilmu yang mempelajari tentang otot
97.  Mirmekologi, ilmu yang mempelajari tentang rayap
98.  Morfologi, ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau ciri luar organisme
99.  Nematologi, ilmu yang mempelajari tentang nematoda
100.                      Nefrologi, cabang medis internal yang mempelajari fungsi dan penyakit ginjal
101.                      Neufarmakologi, ilmu yang mempelajari narkoba yang mempengaruhi fungsi seluler di dalam system saraf
102.                      Neuroethologi, ilmu yang mempelajari kebiasaan hewan beserta saraf yang berperan aktif dalam mengendalikan kebiasaan tersebut
103.                      Neurologi, Ilmu yang menangani penyimpangan pada sistem saraf
104.                      Obstetri, ilmu kedokteran yang berhubungan dengan persalinan, hal-hal yang mendahuluinya dan gejala-gejala sisanya
105.                      Oftalmologi, ilmu yang mempelajari tentang mata (penyakit mata)
106.                      Olerikultura, ilmu hortikultura yang mempelajari segala hal tentang sayur
107.                      Onkologi, ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara pencegahannya
108.                      Ontogeni, Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup dari zigot menjadi dewasa
109.                      Ornitologi, ilmu yang mempelajari tentang burung
110.                      Organologi, ilmu yang mempelajari tentang organ
111.                      Ortodonti, ilmu kedokteran gigi yang berhubungan dengan faktor variasi genetik, pertumbuhkembangan dan bentuk wajah serta cara faktor tersebut mempengaruhi oklusi gigi dan fungsi organ di sekitarnya.
112.                      Oseanografi, ilmu yang mempelajari tentang laut, termasuk kehidupan laut, lingkungan, geografi, cuaca, dan aspek lain yang mempengaruhi laut
113.                      Osteologi, ilmu yang mempelajari tentang tulang
114.                      Palaentologi, Ilmu yang mempelajari tentang fosil
115.                      Paleobotani, ilmu yang mempelajari tumbuhan masa lampau
116.                      Paleozoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan purba
117.                      Palinologi, ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan fosilnya, diantaranya serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat pada sedimen dan batuan sedimen
118.                      Parasitologi, ilmu yang mempelajari tentang parasit
119.                      Patologi, ilmu yang mempelajari tentang penyakit
120.                      Patologi anatomi, ilmu yang mempelajari kelainan struktur mikroskopik dan makroskopik berbagai organ dan jaringan yang disebabkan penyakit atau proses lainnya
121.                      Patologi Klinik, ilmu yang mempelajari kelainan yang terjadi pada berbagai fungsi organ atau sistem organ
122.                      Pediatri, ilmu yang mempelajari masalah penyakit pada bayi dan anak
123.                      Perinatologi, ilmu yang mempelajari kesehatan janin dalam kandungan dan kesehatan bayi yang baru lahir
124.                      Periodonti, ilmu mempelajari aspek klinis dari jaringan yang mendukung gigi
125.                      Philogeni, ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup
126.                      Planktologi, ilmu yang mempelajari tentang plankton
127.                      Pomologi, ilmu hortikultura yang mempelajari segala hal tentang buah
128.                      Primatologi, ilmu yang mempelajari tentang primate
129.                      Proteomika, kajian secara molekular terhadap keseluruhan protein yang dihasilkan dari ekspresi gen di dalam sel.
130.                      Protozoologi, ilmu yang mempelajari tentang protozoa
131.                      Psikiatri, ilmu kedokteran jiwa
132.                      Pteridologi, ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan paku
133. Pulmonologi, ilmu yang mempelajari tentang paru-paru
134. Radiologi, ilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi geombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang                                                                                                                                                                   mekanik
135. Reumatologi, ilmu yang ditujukan untuk diagnosis dan terapi kondisi dan penyakit yang mempengaruhi sendi, otot, dan tulang
136. Rekayasa Genetika, ilmu yang mempelajari tentang manipulasi sifat genetis
137. Rodentiologi, ilmu yang mempelajari tentang rodentia
138. Sitologi, ilmu yang mempelajari tentang sel
139. Sanitasi, ilmu yang mempelajari tentang lingkungan
140. Simbiologi, ilmu yang mempelajari hubungan simbiosis antar mahkluk hidup